Angga Menyapa :)

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Halo para reader sekalian, apa kabar? Semoga semuanya senantiasa dalam keadaan baik, aamiin. Jika sekiranya ada yang bermanfaat dan dapat membantu dari apa yang telah saya postingkan, silahkan boleh dicopy-paste dengan menambahkan sumber atau mereferensikan blog ini untuk menghindari pelanggaran plagiasi. Terimakasih telah berkunjung pada blog saya.

Senin, 24 Oktober 2016

Kumpulan Haiku (Puisi Khas Jepang 1)


Sebelum beranjak membaca kumpulan Haiku saya, ada baiknya pahami dahulu apa itu haiku? Nah berikut saya jelaskan secara singkat mengenai haiku. 

Apa itu haiku?

Haiku adalah salah satu bentuk puisi tradsional Jepang yang paling penting. Ia merupakan sajak terikat yang memiliki 17 sukukata terbagi dalam tiga baris dengan tiap baris terdiri dari 5, 7, dan 5 sukukata. Sejak awalnya, sering muncul kebingungan antara istilah Haiku, Hokku dan Haikai(Haikai no Renga). Hokku adalah sajak pembuka dari sebuah rangkaian sajak-sajak yang disebut Haikai no Renga. Hokku menentukan warna dan rasa dari keseluruhan rantai Haikai itu, sehingga menjadi penting, dan tak jarang seorang penyair hanya membuat hokku tanpa harus menulis rantai sajak lanjutannya. (* Nah setelah ini baru dapat membaca karya haiku saya sebagai salah satu contohnya, hehee...:) 


HAIKU-KU I
Oleh: Angga Kusumadinata


Aku dan senja 
Menatap wajah dusta 
Aku kecewa

Pagi dan senja 
Melihat tuan murka
Kami tersiksa

Malam mengutuk
Aku tenggelam mabuk 
Cintamu busuk 

Merangkul pagi
Semangatku meninggi 
Kukejar mimpi 

Senja dan suling
Di tanah kuberbaring 
Menangis kering 

Pagi dan banjir 
Hatiku tergelincir 
Aku dicibir 

Malam tenggelam
Di kamar kuberbaring 
Dan kau terguling

Malamku sepi
Kau tak datang kemari 
Hatiku mati 

Rimbanya malam 
Ramai mencekam lagi 
Dan kau membungkam 

Dingin menusuk
Dan kau datang membusuk 
Nafsu merasuk 

Rerimba waktu 
Kau hajar ketuk palu 
Nafsu mencumbu 

Pagi kecewa
Aku terlambat tidur 
Pagi mendengkur 

Pagi terlambat
Datang menemu senja 
Aku bak ulat 

Tujuh jam tidur 
Alunanmu mengubur 
Kaulah pelacur

Payung hitamnya 
Menangkis senja tangis 
Dia terkikis 

Negerikulah 
Penyambut sinar pagi 
Semangat pagi 

Pagi memucat
Keong melangkah lambat 
Itulah aku 

                                                                       Kursi Imaji, 16 Oktober 2016


(* http://www.duniasastra.net/2015/01/pengertian-puisi-haiku.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan masukan atau komentar dengan sopan :)