Angga Menyapa :)

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Halo para reader sekalian, apa kabar? Semoga semuanya senantiasa dalam keadaan baik, aamiin. Jika sekiranya ada yang bermanfaat dan dapat membantu dari apa yang telah saya postingkan, silahkan boleh dicopy-paste dengan menambahkan sumber atau mereferensikan blog ini untuk menghindari pelanggaran plagiasi. Terimakasih telah berkunjung pada blog saya.

Selasa, 01 November 2016

Puisi-Puisi Angga Kusumadinata Yang Dimuat Tabloid Ganesha Edisi 223 Oktober 2016

         Sebetulnya saya tidak terlalu berharap kumpulan puisi berikut dimuat, karena merupakan kumpulan puisi pertama saya sekaligus pertama kalinya saya berani mengirimkan ke media. Kumpulan puisi tersebut adalah yang saya kirimkan setahun yang lalu, sehingga tak menyangka bahwa pada akhirnya dimuat oleh tabloid Ganesha Edisi 223 Volume V / Oktober 2016 setelah satu tahun lamanya. Terimakasih Ganesha... Buat Sahabat yang sedang berjuang menerbitkan karyanya di  media, jangan mudah menyerah ya...! Never give up and hold on. :) 


Makna Bodoh Aku?


Aku miliki makna
Aku miliki asa
Namun sering aku resah
Apa tujuan tanpa langkah
Apa langkah tanpa tujuan
Itu hanya makna sampah,
Yang dibuang lepas sudah
Yang terpendam, semakin mendalam
Semua sisi tak tergapai
Asa yang dipaksa terbengkalai
Hidup ini pun terasa lunglai
Aku seperti ruang hampa
Dalam banyak arah
Ku biarkan enyah
Inikah miskin makna?



Jiwa Terlupa

Seperti adanya,
banyak  jiwa-jiwa yang terlupa
Tak mampu pandangi raga dengan rasa
Tak mampu pandangi luka dengan iba
Dengan ego aku buta
Dengan cinta tetap hampa
Ambisi sebagai tekanan tak henti
Aku melihat hanya satu sisi
Itu buat aku gelap
Gelap mata, pikiran, dan hati
Seperti tak berbudi
Dan aku khilap
Dan aku terlelap
Wahai kau yang terlupa
Adakah kau mengasihiku
Adakah maaf terakhirmu
Aku suram, aku gelap
Sungguh aku buta
Tak pandangi warnamu
Tak pandangi risaumu



Masih Jauh

Langkahku tertahan disini
Seperti ada tambatan hati
Kubiarkan jiwaku meniti
Telisik semua sisi hati
Namun ini ...
Kenyataan tak diingini
Ternyata ini ...
langkah yang belum mati
Aku tetap berbesar hati
Hadapi pedih ini
Jiwaku terlari tak henti
Gapai angan pasti
Aku yakinkan hari-hari
Nanti akan bersuka hati



Nafsu

Aku budak mu yang setia
Yang tak kuasa tahan setiap asa
Aku turuti arahmu
Dan kau mainkan sesukamu
Kau antarkan aku pada suka
Namun diakhir penuh duka
Kapan akal sehatku untukmu
Kapan kau putar arahmu
Bosan dan ini menjijikan
Berbuah sesal tak terhentikan
Dada dan kepala Sesak akan dosa
Dunia pandang aku tak guna
Sungguh kau menjijikan
Kapan haluan kananmu



Hari Sesat

Aku tersesat dalam sesat
Rusak moralku sungguh pesat
Hari-hariku bagai sampah
Hanya dosa yang kujamah
Seratus kali lipat nafsu sampah
Seperti takkan terhenti, salah
Hatiku tertusuk
Sehingga aku busuk
Ada sakit dihati
Hingga melilit leher bagai mencekik mati
Sesak dengan ini
Kapankah rubah pribadi



Jangan Biarkan

Adakah matamu melihat mereka
Hidupnya merumput jelata
Adakah kau melihat sisi juangnya
Mereka inginkan martabatnya
Kau jiwa berbangkai hati
Kau biarkan harapnya mati
Perlahan jiwanya mati bersama mimpi

Dan matimu tanpa arti


                                                                                                     Warna Kelam 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan masukan atau komentar dengan sopan :)